Rabu, 29 Februari 2012

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTERI Part 1

Sobat,,,ujian akan selalu menyertai kita sampai kita kembali kehadiratnya, seberat apapun ujian yang sedang dihadapi hendaknya kita selalu mencoba menyikapinya berdasarkan Al Quran dan As Sunah, adapun kali ini penulis mencoba membantu sobat sekalian yang ingin mengetahui rahasia dalam berumah tangga yang dikutip dari Terjemahan Kitab ‘Uqûd al-Lujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain yang artinya Hak dan kewajiban suami istri untuk membina keluarga bahagia karangan Syeikh Muhammad Umar An Nawawi atau Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi.

Dalam era modern ini dimana setiap orang cenderung dengan aktifitas masing-masing termasuk didalamnya adalah para pasangan suami isteri, tidak jarang sampai menyeret mereka melupakan hak-hak dan hukum-hukum yang harus di tegakkan dalam berMU'ASARAH BIL MA'RUF, berhubungan dengan baik. Tuntutan kehidupan sosial di abad modern ini sering melupakan mereka terhadap hak-hak itu. Jadilah kehidupan rumah tangga mereka hanya pernikahan tentatif, rumah tangga formalitas, yang keropos didalamnya dan tidak memiliki nilai spritual yang dapat menenangkan jiwa mereka.
Padahal pernikahan adalah sebuah lambang kehidupan baru yang mengikat antara seorang suami dan isteri dalam perjanjian yang tidak tertulis. 
Hal ini diharapkan mampu meredam segala persoalan yang mereka hadapi dengan saling bermesraan. Tapi kalau hasilnya lain, bukan pernikahanya yang salah, melainkan para pelakunya itu sendiri. 
Untuk memperoleh keharmonisan itu yang nantinya dapat meredam persoalan-persoalan hidup yang mereka hadapi, antara suami isteri harus mengetahui hak dan kewajiban masing-masing. 
Untuk mengetahui persoalan itu, risalah ini memberikan resepnya sesuai dengan hukum dan ajaran islam, buku ini akan membina dan memberikan jawaban yang lugas untuk anda agar terciptanya keluarga yang bahagia. Insya Allah. berikut petikan terjemahannya :

BAB 1
PASAL I
HAK-HAK ISTRI TERHADAP SUAMI

Alloh S.W.T berfiman sebagaimana tersebut dalam Surat An-Nisaa ; Ayat 19:
“WA ‘AASYIRUUHUNNA BILMA’RUUFI”
Artinya : “ Dan pergauilah mereka (istri-istrimu) dengan baik “
 
Yang dimaksud adalah pergaulan secara adil. Baik dalam pembagian giliran (kalau kebetulan  polygami), pemberian belanja dan berperangai baik dalam ucapan dan tindakan. 

Dalam Surat Al-Baqoroh ayat 228 diterangkan:

Artinya : “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengankewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami mempunyai suatu tingkatan kelebihan daripada istrinya. ”

Diriwayatkan dari nabi S.A.W bahwa, saat beliau menunaikan haji wada’belau bersabda : Setelah beliau memuji Alloh S.W.T dan menyanjung-Nya serta memberi petuah pada kaum muslimin yang hadir, Beliau melanjutkan sabdanya:
“Ingatlah, berikanlah wasiat kepada para wanita secara baik, karena mereka hanyalah sebagai tawanan dihadapanmu. Sesungguhnya kalian tidak memiliki apapun dari mereka kecuali kebaikan. kecuali jika mereka itu (wanita) datang dengan membawa perbuatan buruk yang jelas. Kalau wanita melakukan perbuatan tercela, maka berpisahlah sebatas tempat tidur dan pukullah dengan pukulan yang tidak membahayakan.
Kalau istrimu mentaati maka kamu jangan mencari alasan lain untuk mengusiknya. Ingatlah sesungguhnya kamu mempunyai hak atas istri dirimu. 
Diantara hak kalian atas istri-istrimu adalah melarang istrimu menggelar tikarmu terhadap orang yang tidak kamu sukai dan tidak mengijinkan istri-istrimu memasukkan orang yang tidak kamu sukai. Ingatlah, bahwa diantara hak-hak istrimu adalah memberi pakaian yang baik kepadanya dan demikianpula dalam hal makanannya. ”
 
BAB 2

Rasululloh S.A.W bersabda, Artinya: “ Hak istri atas suami adalah memberi makan kepadanya jika ia (suami) makan, memberi pakaian kepadanya apabila ia (suami) berpakaian, dan jangan menampar wajah, jangan menjelek-jelekkan dan jangan membiarkan (memisahkannya) kecuali dalam hal tempat tidur. (riwayat Thamrani dari Muawiyah bin Haidah).

Rosulloh S.A.W bersabda:
“AYYUMAA ROJULIN TAZAWWAJA IMROATAN ‘ALAA MAAQOLLA MINALMAHRI AU KATSURO LAISYA FII NAFSIHI ANYUADDIYA HAQQOHAA KHODDA’AHAA FAMAATA WALAM YUADDI ILAIHAA HAQQOHAA LAQIYALLOHA YAUMAL QIYAMATA WAHUWA ZAARIN”
Artinya: “Siapapun orang laki-laki yang menikahi seorang wanita dengan maskawin yang hanya sedikit atau banyak, tetapi drinya berniat untuk tidak memenuhi hak-hak istri (yakni bermaksud menipunya) lalu lelaki itu mati hingga belum pernah memenuhi hak-hak istrinya, maka dihari kiamat kelak ia akan menghadap Alloh S.W.T dengan menyandang predikat sebagai pezina.”

Rosulloh S.A.W bersabda : “INNA MIN AKMALIL MU’MINIINA IIMAANAN AHSANUHUM KHULUQON WAALTHOFUHUM BIAHLIHII. ”
Artinya: ”Sesunguhnya diantara kesempurnaan keimanan orang mukmin adalah mereka yang lebih bersikap kasih sayang (berlaku lemah lembut) terhadap istrinya. ” (riwayat Turmudzi dan Hakim dari Aisyah).
 
BAB 3

Rasulullah S.A.W bersabda: “KHOIRUKUM KHOIRUKUM LIAHLIHII WA ANA KHOIRUKUM LI AHLII. ”
Artinya : “ Sebaik-baik orang diantara kamu adalah mereka yang paling bagus terhadap istri-istrinya. Dan aku adalah orang yang terbaik diantaramu terhadap keluarga (istri-istri)ku. ” (Riwayat Ibnu Hibban).

Dalam riwayat lainnya dikatakan :
Artinya : “ Sebaik-baik orang diantara kamu adalah mereka yang paling bagus terhadap istri-istrinya, dan aku adalah orang yang lebih bagus diantaramu terhadap istri-istriku. ”
Rasulullah S.A.W bersabda :
“MAN SHOBARO’ALA SUUI KHULUQI IMROATIHII A’THOOHU ALLAHU MINAL AJRI MITSLAMAA U’THIYA AYYUUBU ‘ALAIHISSALAAMU’ALA BALAA IHI WA MAN SHOBAROT ‘ALASUI KHULUQI ZAUJIHAA A’THOOHALLAHU MINAL AJRI MITSLATS.A.WAA BI AASIYATA IMROATA FIR’AUNA. ”
Artinya : “ Barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan istrinya maka Allah S.W.T akan memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan Allah S.W.T kepada Nabi Ayyub AS atas cobaan yang diterimanya.
Dan barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan suaminya maka Allah S.W.T memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan kepada Asiyah istri Fir’aun. ”
Perlu diketahui bahwa cobaan yang diberikan Allah S.W.T kepada Nabi Ayyub AS adalah terdiri dari empat macam cobaan.
Meliputi cobaan atas kebangkrutan (pailit) kekayaannya, kematian semuan anak-anaknya, kerusakan pada tubuhnya dan diasingkan oleh masyarakat kecuali hanya istrinya saja yang setia menemani.
Kehancuran harta kekayaan Nabi Ayyub AS terdiri dari unta, sapi, kambing, gajah, khimar (keledai). Kekayaan lain milik Beliau adalah 500 hektar tanah persawahan, semuanya digarap oleh 500 orang, pada setiap orang mempunyai anak istri. Pengikut Beliau terdiri dari 3 golongan semua telah
beriman dan masih berusia muda.
Iblis yang diberikan kekuasaan oleh Allah S.W.T dapat turun naik dari bumi kelangit sewaktu dikehendaki, mempunyai maksud naik ke langit. Tiba-tiba Iblis mendengar para malaikat membaca sholawat atas Nabi Ayyub AS. Saat itu juga timbullah rasa Hasud di dalam hatinya. Ia berkata memohon kepada
Allah S.W.T :
“ WAHAI TUHAN, SEKARANG INI AKU MEMANG TELAH MENYAKSIKAN SENDIRI HAMBA-MU AYYUB SANGAT RAJIN BERSYUKUR SERAYA MEMUJI KEPADA-MU. TETAPI KALAU ENGKAU MEMBERI COBAAN KEPADAKU TENTU DIA TIDAK AKAN BERSYUKUR DAN TIDAK PULA MENTAATINYA.
Allah S.W.T berfirman kepada Iblis :
“BAIK, SILAKAN KAMU MERANGKAP. SEKARANG AKU BERI KEKUASAAN KEPADAMU UNTUK MENCOBA AYYUB AS MELALUI HARTA KEKAYAANNYA. ”

Iblis berangkat. Ia mengumpulkan semua anak buah terdiri dari syaitan dan jin ia katakan kepada mereka: “ SEKARANG AKU TELAH DIBERI WEWENANG UNTUK MENCOBA AYYUB AS MELALUI HARTANYA. ”
Lebih lanjut iblis berkata lagi :
“ IFRIT, SEKARANG KAU KUBERI TUGAS MEMBAKAR TEMPAT PENGGEMBALAAN UNTA-UNTA MILIK AYYUB AS DAN SEKALIGUS MEMBUNUH SEMUA UNTA-UNTA ITU. LAKSANAKAN !”
Iblis datang menjumpai Ayyub AS, saat mana ketika itu Beliau sedang melaksanakan sholat. Iblis berkata kepadanya: “ TEMPAT PENGGEMBALAAN UNTA-UNTAMU TERBAKAR, DAN SELURUH UNTA MILIKMU IKUT TERBAKAR PULA. ”
Apa kata Nabi Ayyub AS: “ ALKHAMDULILLAH. ALLAH S.W.T SENDIRI YANG MEMBERIKAN KEKAYAAN ITU KEPADAKU DAN HANYA DIA SAJA YANG BERHAK MENGAMBIL KEMBALI. ”
Iblis tidak berhenti sampai disitu. Ia meningkat lagi pada kekayaan yang lain. Ia hancurkan semua kambing milik Nabi Ayyub As, berikut tempat penggembalaannya. Ia datang ke Nabi Ayyub As seraya memberitahukan peristiwa itu.
“ANGIN PANAS TELAH MENGHANCURKAN KEBUNNYA, TIDAK ADA YANG TERSISA SEDIKITPUN, ” kata iblis sehabis merusak semua kebun milik Nabi Ayyub AS. Apa kata Nabi Ayyub As. 
“ ALKHAMDULILLAH ...”kemudian Beliau memuji Allah S.W.T dan menyanjung-Nya. ”

Lanjutkan Baca atau Download Terjemahan Kitab ‘Uqûd al-Lujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain.pdf via ziddu klik disini