Selasa, 21 November 2017

Juriat Kesultanan Kotawaringin - Gusti Muhammad Sa'ad "Datu' Atak"


Kali ini saya akan membahas tokoh juriat kesultanan kotawaringin turunan dari raja ke x yaitu Pangeran Ratu Achmad Hermansyah.

Adapun Putera dan puteri Pangeran Ratu Achmad Hermansyah ada 8 orang, sebagai berikut :
1. Pangeran Nata Wijaya (memiliki 7 orang putera dan 4 orang puteri)
2. Pangeran Gentjana (memiliki 4 orang putera)
3. Pangeran Achmad Kesuma Putera (memiliki 3 orang putera 4 orang puteri)
4. Pangeran Ratu Anum Kesuma yudha (memiliki 2 orang putri)
5. Pangeran Muhammad (memiliki 4 orang putera)
6. Ratu Mangku (memiliki 7 orang putera dan 3 orang puteri)
7. Ratu Kancil
8. Pangeran Bungsu Kesuma (memiliki 2 orang putera dan 2 orang puteri)

Adapun putera dan puteri Pangeran Gentjana sebagai berikut :
1. Pangeran Tjitra (Pangeran Citra)
2. Gusti Ali
3. Gusti Musa
4. Gusti Imui

Pangeran Tjitra (Pangeran Citra) memiliki 9 orang putra puteri, sebagai berikut :
1. Utin Rahmah
2. Utin Djatimah
3. Utin Andjau
4. Gusti Muhammad Arsyad (Gusti Utjat)
5. Gusti Muhammad Sa'ad (Gusti Atak)
6. Utin Djaleha
7. Utin Iyu
8. Gusti Djambar
9. Utin Isai


berikut silsilah beliau sampai dengan sultan kerajaan banjar :

01. Gusti Muhammad Sa'ad bin Pangeran Tjitra (Citra)
02. Pangeran Tjitra (Citra) bin Pangeran Gentjana
03. Pangeran Gentjana bin Pangeran Ratu Achmad Hermansyah 
04. Raja Kotawaringin X -P.R.A Hermansyah bin P.R.M. Imanuddin
05. Raja Kotawaringin XI -Pangeran Ratu Muhammad Imanuddin bin Pangeran Ratu Anum
06. Raja Kotawaringin VIII -Pangeran Ratu Anum bin Pangeran Ratu Begawan
07. Raja Kotawaringin VII -Pangeran Ratu Begawan bin Pangeran Penghulu
08. Raja Kotawaringin VI -Pangeran Penghulu bin Pangeran Dipati Tuha
09. Raja Kotawaringin V -Pangeran Dipati Tuha bin Pangeran Perabu
10. Raja Kotawaringin IV -Pangeran Perabu bin Pangeran Panembahan Anum
11. Raja Kotawaringin III -Pangeran Panembahan Anum bin Pangeran Mas Dipati
12. Raja Kotawaringin II -Pangeran Mas Dipati bin Pangeran Adipati Antakusuma
13. Raja Kotawaringin I - Pangeran Adipati Antakusuma bin Sultan Mustain Billah (Raden Senapati)
14. Sultan Banjar IV-Sultan Mustain Billah (Raden Senapati) bin Sultan Hidayatullah I
15. Sultan Banjar III-Sultan Hidayatullah I bin Sultan Rahmatullah
16. Sultan Banjar  II-Sultan Rahmatullah bin Sultan Suryanullah
17. Sultan Banjar   I-Sultan Suryanullah bin Raden Mantri Alu


Beliau menikah dengan Utin Kana binti Gusti Achmad (Pernikahan kedua)
dari pernikahan sebelumnya Gusti Muhammad Sa'ad sudah memiliki anak bernama Utin Sahar Banun sementara Utin Kana pun demikian memiliki anak dari pernikahan sebelumnya bernama Hj. Utin Rasidah.

Yang menariknya adalah, terjalinnya persaudaraan antara anak-anak beliau Utin Sahar Banun dengan Hj. Utin Rasidah tidak hanya karena pernikahan orang tua masing-masing, melainkan juga karena mereka ternyata merupakan satu juriat dari Pangeran Ratu Achmad Hermansyah yaitu keturunan Pangeran Natawijaya dan Pangeran Gentjana (bahasa sederhananya Sedatuk lain nea*).

Nama atak melekat sebagai nama panggilan beliau sejak kecil dikarenakan saat beliau dilahirkan ada pembangunan jembatan, dalam bahasa kotawaringinnya jembatan adalah gertak.

Beliau wafat hari selasa tanggal 1 maret 1983 masehi atau 15 Jumadil Awwal 1403 hijriah, setelah beberapa tahun mengalami sakit karena faktor usia. 
makam beliau terletak di gubah kocit makam kerajaan kotawaringin pangkalan bun. 



Nama beliau diabadikan sebagai nama gang kecil di antara ruas jalan pangeran antasari kelurahan raja pangkalan bun.
 
*) -Nea         =  Panggilan buat Kakek atau Nenek
    -Datuk      =  Orang tua Kakek/Nenek
    -Canggah  =  Orang tua Datuk


Note :
Apa yang tertulis itulah sejarah, apa yang di bicarakan akan menjadi tuturan/pinutur.
kejujuran dalam menuliskan kisah berdasar fakta dan dari narasumber langsung, adalah proses awal menemukan/menggali sejarah yang sudah hilang.
Semoga ada anak turunan langsung dari juriat Kesultanan Kutaringin yang sudi berbagi kisah mengenai leluhurnya untuk kembali menata silsilah kekerabatan di kesultanan kotawaringin.

Menggali Kejayaan Kesultanan Kotawaringin "Hadiah dari Sang Raja"



Fotocopy Surat dari SURAT ASLI yang dibuat oleh Pangeran Ratu Anum Kesuma Yudha bin Pangeran Ratu Achmad Hermansyah bin Pangeran Ratu Muhammad Imanuddin, yang ditujukan kepada Cucunya Pangeran Rastam Putra Ratu Prabu binti Pangeran Ratu Anum Kesuma Yudha tentang Pemberian (hadiah tanah kekuasaan) hak untuk melakukan apa saja yang di sukai pangeran rastam, untuk menjual, untuk menggadaikan, dan untuk menyewakan (Kepemilikan) atas Tanah yang berlokasi di Umpang.
Berbahasa Melayu Kutaringin dengan gaya penulisan huruf arab melayu
Di buat, di stempel, di cap tangan, dan di tanda tangani oleh P.R.A. Kesuma Yudha
Di saksikan dan ditanda tangani oleh para menteri kerajaan kutaringin:
1    .       Pangeran Tumenggung
2    .       Pangeran Cakra Alamul Iman
3    .       Pangeran Jaksa Sakerma
4    .       Pangeran Adipati Mangkubumi
5    .       Pangeran Syarief AbdurachmanKiai Syahbandar Setia Diraja
6    .       Ahmad Ibni Muhamad Ali
Dibuat  di sukabumi kotawaringin baru (Pangkalan Bun)
Tanggal 18 hari jumadil awal tahun 1319 H







Menggali Kejayaan Kesultanan Kotawaringin “Rumah Wakaf Raja kotawaringin”

Balasan Surat dari A. Hannan Abbas (Mekah) kepada P. Arianingrat (Pangkalan Bun) tentang  sejarah rumah wakaf  atas nama pangeran mangku dari pangkalan bun.

Point yang terdapat di surat :
1.     Pada Tahun 1888 M pangeran mangkubumi yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri dari swapraja kotawaringin sedang melakukan ibadah haji, beliau berkesempatan membangun “rumah wakaf”
2.      Letak rumah wakaf ada dijalan sumiah mekkah saudi arabia, dekat dengan bukit jabal Hindi mempunyai pekarangan yang cukup luas, dan bangunan bertingkat dua.
3.      Pada waktu itu pengawasan, perawatan, dan pemeliharaan rumah wakaf dilakukan oleh syech abdurahman taha berasal dari banjarmasin.
Rumah Wakaf ini Dikenal juga dengan nama
“Rumah Wakaf Pangeran Mangku dari kotawaringin”
Atau
“Rumah Wakaf Raja Kotawaringin”
4.      Adapun keterangan tersebut didapat P. Arianingrat dari almarhum ibu beliau dan saudara tua beliau yang saat ini sudah meninggal dunia, karena pada waktu almarhum pangeran mangku bumi meninggal dunia Bapak P. Arianingrat masih belum dewasa.
5.      Untuk Memperkuat keterangan Pangeran Arianingrat dilampirkan keterangan tertulis beliau dengan disertai 3 salinan surat keterangan (kesaksian tertulis) yang masing-masing tertanggal 24 Juli 1962, dari :
1.       Haji Mohd. Said eks Penghulu Agama Islam di Pangkalan Bun, pensiunan kepala urusan agama kecamatan pangkalan bun yang menjelaskan pengetahuan beliau selama bermukim di makkah dari tahun 1906-1915 M. Bahwa beliau tau akan adanya rumah wakaf tersebut.
2.       Haji Alwi bin Haji Abdulhamid, tinggal dikampung mendawai ketua langgar/Mushola Alwijah. yang menjelaskan pengetahuan beliau sewaktu berada di makkah tahun 1927 M. Tentang adanya rumah wakaf tersebut.
3.       Haji Alimahmudin bin Haji Buaran, penduduk kampung mendawai. Yang juga menyatakan pengetahuan beliau ketika berada dimekah pd th........ yang menjelaskan adanya rumah wakaf tersebut.