Balasan Surat dari A. Hannan Abbas (Mekah) kepada P.
Arianingrat (Pangkalan Bun) tentang
sejarah rumah wakaf atas nama
pangeran mangku dari pangkalan bun.
Point yang terdapat di surat :
1. Pada Tahun 1888 M pangeran mangkubumi yang saat
itu menjabat sebagai perdana menteri dari swapraja kotawaringin sedang
melakukan ibadah haji, beliau berkesempatan membangun “rumah wakaf”
2.
Letak rumah wakaf ada dijalan sumiah mekkah
saudi arabia, dekat dengan bukit jabal Hindi mempunyai pekarangan yang cukup
luas, dan bangunan bertingkat dua.
3.
Pada waktu itu pengawasan, perawatan, dan
pemeliharaan rumah wakaf dilakukan oleh syech abdurahman taha berasal dari
banjarmasin.
Rumah Wakaf ini Dikenal juga dengan nama
“Rumah Wakaf Pangeran Mangku dari
kotawaringin”
Atau
“Rumah Wakaf Raja Kotawaringin”
4.
Adapun keterangan tersebut didapat P.
Arianingrat dari almarhum ibu beliau dan saudara tua beliau yang saat ini sudah
meninggal dunia, karena pada waktu almarhum pangeran mangku bumi meninggal
dunia Bapak P. Arianingrat masih belum dewasa.
5.
Untuk Memperkuat keterangan Pangeran Arianingrat
dilampirkan keterangan tertulis beliau dengan disertai 3 salinan surat
keterangan (kesaksian tertulis) yang masing-masing tertanggal 24 Juli 1962,
dari :
1.
Haji Mohd. Said eks Penghulu Agama Islam di
Pangkalan Bun, pensiunan kepala urusan agama kecamatan pangkalan bun yang
menjelaskan pengetahuan beliau selama bermukim di makkah dari tahun 1906-1915
M. Bahwa beliau tau akan adanya rumah wakaf tersebut.
2.
Haji Alwi bin Haji Abdulhamid, tinggal dikampung
mendawai ketua langgar/Mushola Alwijah. yang menjelaskan pengetahuan beliau
sewaktu berada di makkah tahun 1927 M. Tentang adanya rumah wakaf tersebut.
3.
Haji Alimahmudin bin Haji Buaran, penduduk
kampung mendawai. Yang juga menyatakan pengetahuan beliau ketika berada dimekah
pd th........ yang menjelaskan adanya rumah wakaf tersebut.